Premium News

Semenjak melakoni debutnya di La Liga pada musim 2004/05, Lionel Messi sudah mencetak tak kurang dari 223 gol di kompetisi tertiinggi tanah Spanyol itu. Raihan hebat ini ia capai hanya dalam 257 laga. Jika dihitung-hitung, maka Messi memiliki rataan 0,86 untuk mencetak gol dalam satu laga. Artinya, ia memiliki kemungkinan cukup besar untuk mencetak gol tiap kali diberi kesempatan beraksi di atas lapangan.

Bagaimana dengan Ronaldo? Semenjak ditransfer dari Manchester United pada musim 2009/10, atau empat musim setelah Messi mendominasi divisi Primera, CR7 sudah memborong tak kurang dari 162 gol untuk Madrid dalam 148 laga. Ini artinya ia memiliki rataan mencetak gol 1,09 per laga. Jelas, ini lebih baik dari Messi. Kredit khusus patut diberikan untuk Ronaldo mengingat ia empat musim 'tertinggal' dari si kutu.

Bicara soal pengamatan performa, Ronaldo memang selalu menjadi momok bagi pertahanan tim manapun yang menghadapinya. Kegsesitannya di dalam kotak penalti tak jarang membuat lawan tak kuasa menghadapinya.

Di sini lain, Messi memiliki kemampuan yang amat baik untuk menyisir dari sisi lapangan dan melepaskan tendangan dengan tenang dari berbagai sudut. Sontekannya acapkali tak membutuhkan banyak tenaga, namun cukup akurat untuk menaklukkan penjaga gwang lawan.

Kategori ini, Bolanet memenangkan Ronaldo. Messiah 0 - 1 Ronaldo.

*) Statistik valid hingga 15 november 2013


Postur Tubuh

Ditilik dari faktor fisik, mungkin tak ada seorang pun pelatih di dunia ini yang tak ingin memasang Ronaldo di lini depan. Ketika masih menginjak usia anak-anak tubuh Ronaldo tak terlalu bidang dan seringkali menjadi bahan ejekan teman-temannya. Begitu pula kala masih berada di Sporting Lisbon.

Namun asupan suplemen dan latihan fisik ketat dari tim kebugaran Manchester United membuat Ronaldo bermetamorfosis menjadi seorang pesepakbola dengan fisik komplit. Memiliki tinggi 185 cm, Ronaldo memiliki postur yang amat pas untuk menjadi seorang juru gedor yang patut jadi andalan tiap tim.

Bagaimana dengan Messi? Well, andai saja ia bakatnya tak ditemukan oleh Barcelona, mungkin ia tak akan memilih jadi pesepakbola. Di usia 11 tahun, Leo didiagnosa mengalami kelainan hormon, yang menyebabkan ia tak tumbuh dengan normal. Bahkan andai Messi direkrut oleh klub besar lokal seperti Newell Old Boys atau River Plate, keduanya tak akan mampu membayar biaya pengobatan Messi.

Usai dewasa, kini tinggi Messi 'hanya' mencapai 173 cm. Jika anda bertanya pada Alex Ferguson atau Arsene Wenger, jelas itu bukan merupakan postur yang ideal untuk seorang pemain ofensif.

Namun jangan lupa, Diego Maradona, maestro sepakbola pendahulu Messi, juga memiliki tinggi postur kurang lebih sama. Tak beda jauh dengan Maradona, Messi memiliki keseimbangan yang baik dan mampu menahan akibat dari duel fisik dengan lawan yang kadang memiliki ukuran lebih besar darinya.

Kategori ini, memutuskan untuk memenangkan Ronaldo. Skor kini 2-0 untuk CR7.


Kemampuan Olah Bola :

Semenjak masih di Sporting, Ronaldo sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan menjadi seorang pesepakbola hebat di masa depan. Alex Ferguson mungkin begitu terpana ketika ia mengamati lebih jelas aksi Ronaldo di video rekaman yang ia terima. Meski masih berusia muda, ia sudah mampu menunjukkan skill dribbling atraktif serta menggunakan kecepatan untuk mengelabui bek lawan.

Namun skill yang dimiliki Ronaldo memang tak pernah bisa mencapai level yang sudah pernah dilihat oleh penggemar sepakbola dunia di dalam diri maestro seperti Ronaldinho, Maradona, atau bahkan Messi sendiri. Manuver CR7 masih seringkali diwarnai trik-trik kurang efektif seperti stepover dan tak jarang pula ia membumbuinya dengan aksi diving.

Sebaliknya, Messi bisa diibaratkan seperti Raja Midas. Bola yang disentuhnya akan menjadi emas. Seolah dari sudut dan posisi apapun, Messi akan bisa membuat bola bergerak sesuai dengan kemauannya. Skill semacam ini umum dimiliki pesepakbola top Argentina, yang acapkali melatih kemampuan mereka di lingkungan sulit seperti sudut jalanan kota atau bekas konstruksi bangunan.

Tak seperti Ronaldo, Messi tak banyak mengumbar aksi 'teatrikal'. Anda tak akan pernah melihat skill dribblingnya kecuali benar-benar di situasi yang tepat. Sekali melihat peluang, Messi akan langsung melesat ke ruang kosong dan tiba-tiba ia sudah berada di depan gawang dalam posisi berbahaya.


Team work :

Pernah membayangkan seorang pemain dengan skill hebat layaknya Diego Maradona, namun tanpa ego berlebihan yang sering merugikan diri sendiri? Well, anda cukup melihat Lionel Messi. Pemain yang satu ini terlihat jarang menghiasi headline surat kabar karena tingkah atau komentar nyleneh, membuatnya menjadi aset bagus untuk Barcelona dan Argentina.

Bersama rekannya, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, Messi membentuk trio ofensif yang mungkin akan jadi impian semua pelatih di seluruh dunia. Kualitas individu yang dimilikinya membuat pelatih Alejandro Sabella tak ragu mengganjar Messi dengan predikat kapten, segera setelah ia menjabat.

Lantas bagaimana dengan Ronaldo? Terlepas dari watak aslinya, pemberitaan di media sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan bahwa ia memiliki ego berlebihan. Bisa dibilang ia sudah menjadi 'langganan' untuk headline dua media terbesar Spanyol, AS dan Marca.

Namun tentu saja Ronaldo melakukan semua itu bukan tanpa alasan. Tak seperti Messi yang kalem, dalam sebuah wawancara Ronaldo menyebut bahwa ia tak akan segan mengemukakan pemikirannya terkait akan satu hal yang menurutnya tak berjalan sesuai harapan.

Contoh konkritnya adalah ketika ia menyebut dengan gamblang bahwa dirinya merasa sedih di Real Madrid pada September 2012. Topik ini sempat menjadi pembicaraan publik sepakbola dunia usai ia tak melakukan selebrasi saat mencetak gol ke gawang Granada pada tahun yang sama.

Ketenangan amat dibutuhkan bagi seorang pesepakbola untuk membuat keputusan di dalam kondisi sulit, oleh karena itu kali ini Bolanet memutuskan untuk memenangakan kembali Messi. Kedudukan kini 2-2 untuk kedua pemain.

Kesimpulan :

Tak diragukan lagi, Ronaldo memiliki skill yang komplit untuk masuk dalam jajaran pesepakbola elit Eropa. Ia memiliki kecepatan dan tajam ketika berada di kotak penalti lawan. Ronaldo hampir bisa dipastikan menjadi idola penggemar sepakbola yang lahir di era 95an.

Messi sendiri juga memiliki kemampuan komplit meski ia memiliki keterbatasan fisik sebagai seorang pemain di posisi penyerang. Namun ia mampu merubah semua itu menjadi kelebihan. Kelincahan dan kecerdikanya selalu jadi senjata efektif melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Ditambah lagi, sikap sederhana Messi buat ia jadi panutan layak untuk semua generasi.

0 comments:

Post a Comment

 
Top